Sabtu, 31 Agustus 2013

Malam Yang Dingin

Diposting oleh Tri Anjhani di 07.52
  1. Malam yang dingin

Malam yang dingin, kenapa hanya kamu yang selalu ada untukku, untuk mendengarkan keluh kesahku. Mengapa kamu juga membawa kesepian untukku ? 
 Malam, kamu adalah saksi sejarah hidupku yang penuh dengan duka, kamu melihat ketika semua kesedihan ini terjadi padaku, mengapa kau tak berusaha menolongku atau membawaku bersamamu. Mengapa kamu hanya membiarkan orang – orang pergi dariku. 
Malam, kamu masih yang terbaik dengan bulanmu yang selalu memancarkan cahaya untuk mendekapku. Dengan bintangmu yang seolah berkata aku tak pernah sendiri.
Malam, mengapa ku tak hidup denganmu saja. Mengapa kamu hanya menjadi saksi pedihnya hidupku ? Menjadi teman saat tak ada yang bisa ku ajak bicara ? Mengapa hanya kamu yang memelukku disepanjang hadirmu ? 
Malam, mungkin kamu menjawab pertanyaanku dengan suara burung hantu dan jangkrik yang ku dengar, namun semuanya tak pernah jelas.
Saat aku air mata ini jatuh, hanya kamu yang tak pernah meninggalkanku, kamu selalu hadir lagi dalam hidupku. Kamu yang tak pernah pergi meninggalkanku, kamu dan hanya kamu. Memang ku rasakan sepi ketika denganmu namun semuanya indah walau ku sendiri. Hanya saat ku bersamamu ku merasa tenang dan tak ada hujan yang membasahiku. Mungkin aku pun tak tertawa bahagia saat denganmu namun yang penting aku tak menangis ketika bersamamu.
Malam, andai saja kau tak ada mungkin hidup ini akan terasa hampa, sangat hampa. Walau kadang ku merasa kau benar untuk membiarkan pagi cepat datang dan merengkuhku untuk berjalan dan bahagia bersamanya. Namun kini, aku tak menginginkan pagi aku hanya ingin bersamamu. Aku hanya ingin memelukmu sepanjang hidupku. Ku tahu kamu yang selalu ada. Saat semua tak seperti yang ku harapkan, kamu yang sabar dan hadir untukku untuk berkata “tenang saja aku ada disini” saat ku merasa hanya sendiri didunia ini kamu kembali mengulang kata itu.
Yaa, hanya itu yang bisa kau katakan. Kamu tak pernah memjawab pertanyaanku. Namun ku tahu kamu ada dan kamu nyata. Saat aku menjadi egois dan pemarah. Kamu siap mendengarku marah – marah hanya kamu walau dalam kebisuan namun ku puas untukmu..

0 komentar:

Posting Komentar

 

Tri Anjhani Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review